Langkah

Ada sesuatu yang dirasa tidak pada jalanya. Bagaimana tidak? 

Kamu yang tadinya hangat, menyejukkan hati seketika berubah menjadi dingin membeku. Tubuhku menggigil tidak karuan, terkejut dengan apa yang berubah saat ini. 

Bisa jelaskan apa salahku?

Aku sadar, setiap langkah tidak semuanya menyenangkan. Ada rasa bosan, jenuh, ataupun lelah. Apa saat ini kamu sedang merasa langkah kita berada pada fase itu? Kucoba terus mensejajarkan langkah kita, namun sepertinya langkahmu ingin lebih cepat didepanku.

“Tunggu aku! Bisakah kita melangkah bersama-sama?”

“Tenang, aku baik-baik saja”  Katamu mencoba menenangkan.

Langkahku kembali riang, hati menghangat tapi ternyata tidak langkahmu. Langkahmu tidak sama. Langkahmu mencoba melarikan diri lagi. Tanpa penjelasan. Kali ini semakin ku kejar rasanya semakin lelah. Mengapa jadi tidak mau berimbang?  Dahulu, langkahmu sangat senang bersamaku. Tidak pernah sedikitpun membiarkan langkahku ini lelah apalagi sendirian. 

“Mari kita bersama-sama”  

atau 

“Percayalah, aku selalu disisimu.”Katamu.

Namun Saat ini aku mulai mencoba mengamati langkahmu saja, sambil berfikir “Menunggu atau mengejar?” 

langkahmu kian hari kian menjauh, meninggalkanku sendirian. Tidakkah kau tahu kini langkahku ketakukan? Ada rasanya cemas yang sangat melanda. Aku takut langkahmu tersesat. Namun aku harus percaya, sambil terus memegang jimat kepercayaan ini. Udara makin mendingin, Masih terus kupandangi langkahmu sambil berusaha dengan langkah yang kian hari kian melemah. Aku sudah tidak punya kekuatan, langkahku mulai melemah! 

Kemudian tanpa sengaja memori itu terputar, saat kau berjanji langkahmu akan selalu bersamaku. Saat kita sudah merencanakan langkah-langah indah selanjutnya, membayangkan kebahagiaan dari langkah kita, mengingat saat langkahmu yang terkadang suka jahil hingga membuatku kesal namun gemas . Hati ini meraung, tak sadar setetes kesedihan meluncur mewakilkan kehancuran dan amarah. 

"Apa aku harus merasakan seperti ini lagi?"

 Akhirnya langkahku memilih berhenti, sambil memeluk diri sendiri yang sudah sangat ketakutan. Merenung, dan meminta,

 “Kembalilah, mari melangkah bersama lagi, dampingi aku. Kumohon, aku takut sendiri”

 Sambil terus berharap kau akan kembali, membalikkan langkahmu dan kembali bersamaku.

 

 

An,

Komentar

Postingan Populer